Puisi Ada yang Belum Kuucapkan Karya Acep Zamzam Noor

Ada yang belum kuucapkan ketika sua ini
Mempercepat kita: di sebuah kota mati senja turun di matamu
Lalu kita bicara tentang hutan bambu dan jalanan batu, hidup kita
Tentang laut biru dan camar yang bisu, bahasa kita
Tentang jarak dan batas makna pertemuan ini

Hanya angin yang terasa lembut, mengusik kita
Dalam keterpesonaan larut dengan alam yang hidup
Burung-burung serta langit yang masih juga biru
Menggelitik kita untuk bangun pagi: menjadi petani
Yang menggali tanah-tanah nurani

Dan ini tangan masih sama terkepal, mari acungkan
Menarik tirai dari tingkap kemalasan yang mengendon
Dan ini kaki telah sama mengayuh, mari berlayar
Mengarungi luas lautan
Meskipun kita tetap hidup di sini: jiwa di depan

Selama kelaparan ini, sahabatku, gelisah lama reda
Haus dan dahaga: lebur dalam semangat berlagu
Lihatlah langit merendah dan bumi meninggi
Laut sebentar tumpah dan topan sebentar patah
Tetapi bencana takkan membasahi pertemuan ini

(1982)


Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama