Puisi Bandung Karya Acep Zamzam Noor

Bandung (1)

Aku menggelinding
Hanya debu
Tertiup dari sudut ke sudut
Terseret-seret irama kota yang riuh
Hanya debu aku
Melayang-layang, lalu jatuh, lalu luluh
Lalu turun hujan menggemuruh

Aku kuyup!
Hanya debu, sekedar debu
Dikibas kendaraan lalu
Dan deru angin-Mu


Bandung (2)

Aku menggeliat
Matahari tenggelam
Selamat malam!
Kesenyapan dan kegelapan
Tubuhku pecah, tubuhku bongkah-bongkah
Dalam perang brubuh

Aku dikocok-kocok kegaduhan kotaku
Yang redam dan geram
Aku dibanting-banting, dibentur-bentur
Pada dinding-dinding lingkunganku
Diguyur hujan yang lebat
Sia-sia melawan
Sia-sia jadi Pahlawan


Bandung (3)

Tak kutemui kamu
Tak kutemukan jua aku
Hanya debu, hanya debu
Menitahkan hidupku

Di manakah kamu
Di manakah jua aku
Hanya debu, hanya debu
Setiap waktu angin menderu

Setiap waktu aku lupa pada-Mu.

(1981)


Sumber: Tamparlah Mukaku (1982).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama