Masih kudengar ledakan-ledakan lembutmu
Seakan meruntuhkan bangunan malam dan susunan cahayanya
Dari tatapanmu masih kubaca sisa pertempuran
Kobaran berangsur reda pada ketelanjanganmu yang murni
Langit mengelam seperti warna darah yang rahasia
Menyelimuti tidur bumi yang tak juga mau bermimpi
Dan ketika kususuri keheninganmu yang mengandung bara
Aku seperti terlempar ke daerah-daerah lambang yang pekat
Bukit-bukit bicara sebagat reruntuk, sungai-sungai menyapa
Seperti limbah. Ikan-ikan menggelepar dalam metafora yang suram
Daun-daun menjadi kiasan nasib yang koyak
Zamzam, masih kudengar ledakan-ledakanmu sepanjang malam
Pemberontakan paling lembut yang merontokkan bintang-bintang
(1989)
Sumber: Horison (September, 1990).
Seakan meruntuhkan bangunan malam dan susunan cahayanya
Dari tatapanmu masih kubaca sisa pertempuran
Kobaran berangsur reda pada ketelanjanganmu yang murni
Langit mengelam seperti warna darah yang rahasia
Menyelimuti tidur bumi yang tak juga mau bermimpi
Dan ketika kususuri keheninganmu yang mengandung bara
Aku seperti terlempar ke daerah-daerah lambang yang pekat
Bukit-bukit bicara sebagat reruntuk, sungai-sungai menyapa
Seperti limbah. Ikan-ikan menggelepar dalam metafora yang suram
Daun-daun menjadi kiasan nasib yang koyak
Zamzam, masih kudengar ledakan-ledakanmu sepanjang malam
Pemberontakan paling lembut yang merontokkan bintang-bintang
(1989)
Sumber: Horison (September, 1990).