Puisi Mendaki Bukit Doa Karya Acep Zamzam Noor

Cinta adalah palang kayu
Yang kupanggul dari lembah
Ke puncak bukit. Ada tetesan darah
Jejak pengusiran yang terukir
Sepanjang retakan tanah
Dan pecahan gamping

Tapi kenangan lewat dari pikiran
Dan perasaan letih. Waktu seakan mengendap
Ingatan tak ada lagi dan doa yang kuseret
Tersangkut pada baris-baris nubuat
Lalu aku membayangkan sorga
Yang penuh parodi

Cinta adalah sejumlah luka
Yang nyerinya masih kutampung
Di dada dan lambung. Tak ada yang berubah
Hanya malam yang bersekutu dengan sepi
Lalu kau dan aku tercipta kembali
Dilepas mengembara ke bumi

Tapi sejarahnya hanya mencatat adegan
Yang terjadi di luar kita. Dawat telah kering
Pena sudah patah dan doa yang kugelindingkan
Tersandung bongkahan-bongkahan batu
Yang tengah ditatah seorang rahib
Menyerupai anatomiku.

(2015)


Sumber: Kompas (Sabtu, 9 Juli 2016).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama