Ciumanmu melontarkanku ke dasar sunyi
Dan kembali kusyukuri nikmat kejatuhanku
Di bumi. Sinar bulan kuinjak dalam debu
Kegelapanlah yang kusongsong sebagai harapan baru
Ketika pohon-pohon hitam berbaris mengurungku
Langit merah padam siap menimpaku di segala penjuru
Aku bicara sebagai bangkai dan serigala-serigala
Mengerti ucapanku. Kujabat tangan sungai yang deras
Dan kubiarkan salam-salamku hanyut oleh gelombang
Kini pakaianku kesabaran yang sobek, keikhlasan
Yang koyak. Aku bersujud mencari lumpur yang wangi
Sambil mengenakan ciumanmu dan kepedihanku
Menggali dan menimbun kuburan waktu.
Sumber: Tulisan pada Tembok (2011).
Dan kembali kusyukuri nikmat kejatuhanku
Di bumi. Sinar bulan kuinjak dalam debu
Kegelapanlah yang kusongsong sebagai harapan baru
Ketika pohon-pohon hitam berbaris mengurungku
Langit merah padam siap menimpaku di segala penjuru
Aku bicara sebagai bangkai dan serigala-serigala
Mengerti ucapanku. Kujabat tangan sungai yang deras
Dan kubiarkan salam-salamku hanyut oleh gelombang
Kini pakaianku kesabaran yang sobek, keikhlasan
Yang koyak. Aku bersujud mencari lumpur yang wangi
Sambil mengenakan ciumanmu dan kepedihanku
Menggali dan menimbun kuburan waktu.
Sumber: Tulisan pada Tembok (2011).