Aku mengapung
Ringan
Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari
Dalam angin
Jumpalitan bagai ikan
Bagai lidah api
Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu
Inilah zikirku:
Lelehan aspal kealpanaanku, cairan timah
Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku
Tumpukan sampah keterpurukanku
Selokan mampat kesia-siaanku
Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan
Padahal lapar, tak minum padahal haus
Tak menangis padahal sedih, tak berobat
Padahal luka, tak bunuh diri
Padahal patah hati
Anne! Anne! Anne!
Zikirku seribu sepi menombakmu
Menembus lapisan langit keheninganmu, mengerat
Gumpalan kabut rahasiamu, mengiris pusaran angin
Kesadaranmu, menghanguskan jarak
Ruang dan waktu
Aku mencair
Bagai air
Mengalir padamu. Bagai hujan
Tumpah ke bumi
Menggelinding bagai batu
Bagai hantu
Anne! Anne! Anne!
Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan
Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku
Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku
Semburan asap kepunahanku
Aku tak mengemis padahal miskin, tak merampok
Padahal banyak utang, tak mencuri padahal terdesak
Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut
Padahal punya hak, tak meminta
Padahal putus asa
Anne! Anne! Anne!
Zikirku seribu sunyi mengejarmu
Menggedor barikade pertahananmu, menerobos
Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang
Semadimu, menghancurkan singgasana
Kekhusyukanmu
Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu.
Sumber: Tulisan pada Tembok (2011).
Ringan
Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari
Dalam angin
Jumpalitan bagai ikan
Bagai lidah api
Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu
Inilah zikirku:
Lelehan aspal kealpanaanku, cairan timah
Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku
Tumpukan sampah keterpurukanku
Selokan mampat kesia-siaanku
Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan
Padahal lapar, tak minum padahal haus
Tak menangis padahal sedih, tak berobat
Padahal luka, tak bunuh diri
Padahal patah hati
Anne! Anne! Anne!
Zikirku seribu sepi menombakmu
Menembus lapisan langit keheninganmu, mengerat
Gumpalan kabut rahasiamu, mengiris pusaran angin
Kesadaranmu, menghanguskan jarak
Ruang dan waktu
Aku mencair
Bagai air
Mengalir padamu. Bagai hujan
Tumpah ke bumi
Menggelinding bagai batu
Bagai hantu
Anne! Anne! Anne!
Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan
Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku
Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku
Semburan asap kepunahanku
Aku tak mengemis padahal miskin, tak merampok
Padahal banyak utang, tak mencuri padahal terdesak
Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut
Padahal punya hak, tak meminta
Padahal putus asa
Anne! Anne! Anne!
Zikirku seribu sunyi mengejarmu
Menggedor barikade pertahananmu, menerobos
Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang
Semadimu, menghancurkan singgasana
Kekhusyukanmu
Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu.
Sumber: Tulisan pada Tembok (2011).