Puisi Dari Jendela Hyatt Regency, Manila Karya Acep Zamzam Noor

Dari Jendela Hyatt Regency, Manila (1)

Segala resah telah kupintal jadi lagu
Dan kubuka jendela lebar-lebar
Untuk pagi. Dari sisa kantuk aku membuat layar
Bagi perahu yang dibangun mimpi semalam
“Aku ingin berlayar dan tak kembali,” bisikku
Tapi selimut yang masih menggayuti pundakku
Seperti tak mengerti. Dari kekusutannya tercium
Alkohol percintaan yang tak pernah kupahami


Dari Jendela Hyatt Regency, Manila (2)

Tak ada janji dengan matahari pagi ini
Tak ada puisi yang harus kutulis untukmu
Dengan darah. Di atas hamparan atap-atap seng
Hatiku bergulingan bagai cacing
Sedang jalanan baru memulai kesibukannya
Dengan satu dua tembakan. “Flerida yang baik
Bagaimana harus kupahami sorot matamu yang kosong?”


Dari Jendela Hyatt Regency, Manila (3)

Aku ingin tidur kembali
Meneruskan pelayaran yang panjang
Dalam mimpiku. Aku ingin pulang ke dalam hati
Menutup semua pintu dan jendela untuk revolusi
“Selamat tinggal, kau tak lebih dari detak jam
Yang selalu mengusik tidurku!”

(1986)


Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama