Puisi Di Atas Viaduct Karya Acep Zamzam Noor

Lemparkan pandangmu, sungai berliku
Membelah gubuk-gubuk karton
Lemparkan rindumu, pandang dengan mata hati
Cikapundung menyalib duka: seorang gadis menanti

Apa katamu kemarin pagi, cerita biasa
hukum yang terpaeri di setiap dada lelaki
Apa katamu kini, seorang gadis duduk sendirian
Dengan kaki bersijuntai memandang bayangannya di air

Bukan lagu yang kutuliskan ini, sekedar harap
Ketika gerimis reda dan jalanan bisu sepanjang Braga
Bukan, bukan lagu yang kusenandungkan ini, sebuah kasih
Di antara kesepian kita yang berjuta: seorang gadis merintih

Inilah kesepian yang nyaris sempurna
Lahir dari keasyikan kita menikam diri sendiri
Sebagai lelaki penduka
Inilah lagu yang tak pernah selesai dinyanyikan

Dengan hati bersijuntai, senja dalam genggam tanganmu
Dengan suka melambai, Cikapundung mengaliri dukanya
Kita terperangah dalam mungkin: gadis itu menatap kita
Lihatlah, seorang gadis menatap kita, biru pandangnya

(1982)


Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama