Puisi Di Sebuah Basilica, Assisi Karya Acep Zamzam Noor

Aku menjelma sebuah patung
Ketika kusaksikan berbagai adegan penyaliban
Di dinding. Langkahku berujung di makam orang suci
Di antara tiang-tiang marmar besar, di antara
Lilin-lilin kuning yang gemetar cahayanya
Bau musim gugur dan getah pohon-pohon
Angin pantai dan riak gelombang sampai juga dinginnya
Di bangku-bangku kayu yang licin ini. Kucari jalan ke luar
Kunaiki tangga ke langit hijau
Dan kulihat, burung-burung lepas dari dinding
Anak-anak bersayap dan keriting itu berloncatan dari jendela
Bagaikan malaikat-malaikat yang dewasa

Senyuman warna belerang
Tangan keemasan yang memanjang ke tanah
Adalah pilar-pilar yang ditanam sang waktu
Kumasuki adegan-adegan dalam lukisan itu
Dan kurasakan tujuh lubang luka pada lambungku
Kini pikiranku menyusuri lereng perbukitan
Berjalan di tengah kebun zaitun dan cemara duri
Kugali kata-kata bijaksana dari kuburan burung-burung
Dari rumah-rumah coklat para leluhur
Tiba-tiba kuingat pantai yang jauh, upacara yang riuh
Lalu kenanganku mencari bentuknya pada lampion senja
Yang bergantungan di langit terakota —
O, kujengkal akar-akarnya hingga ke menara tertinggi
Bayang-bayang orang suci menjadi kekekalan di sana

(1993)


Sumber: Di Atas Umbria (1999).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama