Ketika segala sesuatu terbungkus remang kabut
Itu pertanda senja mulai merumbaikan tirai-tirainya
Pendaran cahaya biru menyelinap di antara ranting serut
Bagaikan jemari lentik yang menggapai-gapai angkasa
Tebing-tebing pemecah gelombang menjadi sebuah jeda
Bagi sejumlah pelayaran panjang yang menguras airmata
Mungkin masih ada suara yang tak terwadahi samudera
Ketika badai awal musim kemarau menyergap segala duka
Di pulau tanpa penghuni aku merasakan resonansi rindu
Setelah kutemukan setumpuk mantera yang tertimbun batu
Juga segulung lontar yang berasal dari gerbang istana camar
Jungjunan, dari Cineam kudengar karinding dimainkan
Dari Cikatomas sayup-sayup tarawangsa disenandungkan
Dari Cirangkong beluk tak henti-hentinya bersahutan
(2016)
Sumber: Sungai-Sungai dalam Dirimu (2018).
Itu pertanda senja mulai merumbaikan tirai-tirainya
Pendaran cahaya biru menyelinap di antara ranting serut
Bagaikan jemari lentik yang menggapai-gapai angkasa
Tebing-tebing pemecah gelombang menjadi sebuah jeda
Bagi sejumlah pelayaran panjang yang menguras airmata
Mungkin masih ada suara yang tak terwadahi samudera
Ketika badai awal musim kemarau menyergap segala duka
Di pulau tanpa penghuni aku merasakan resonansi rindu
Setelah kutemukan setumpuk mantera yang tertimbun batu
Juga segulung lontar yang berasal dari gerbang istana camar
Jungjunan, dari Cineam kudengar karinding dimainkan
Dari Cikatomas sayup-sayup tarawangsa disenandungkan
Dari Cirangkong beluk tak henti-hentinya bersahutan
(2016)
Sumber: Sungai-Sungai dalam Dirimu (2018).