(Dari yang tak terungkapkan
Kuawali kisah ini
Lalu pada guguran daun, pada tanah basah
Akan kulukiskan semuanya)
Kau masih melambaikan tangan
Ketika sebagian dari kesunyianku dikuburkan
Dan orang-orang pergi, orang-orang tak peduli
Dengan membawa kesepian masing-masing
Kau tahu, ketika langkahku menerobos hutan
Ketika jasadku lebur menjadi mineral
Dengan menunggangi puisi sesungguhnya jiwaku sampai
Dan bercinta di kamar tidurmu yang rahasia
Kau tahu, ketika jiwaku mengelilingi Ka’bah
Ketika hatiku luruh bersama debu Arafah
Dengan puisi sesungguhnya aku mengembara
Berontak terhadap keindahan dan keangkuhanmu
Tapi kau malah menanggalkan semua pakaian
Ketika seluruh kesunyianku dikuburkan
Lalu orang-orang berlari, orang-orang berteriak
Sambil membakar dirinya sepanjang jalan
Kau tahu, ketika tak ada lagi yang bisa kuucapkan
Ketika kunikmati dan kusyukuri kematian ini
Dengan puisi sesungguhnya aku tetap hidup
Bercinta dan berontak terus-menerus
(1991)
Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004).
Kuawali kisah ini
Lalu pada guguran daun, pada tanah basah
Akan kulukiskan semuanya)
Kau masih melambaikan tangan
Ketika sebagian dari kesunyianku dikuburkan
Dan orang-orang pergi, orang-orang tak peduli
Dengan membawa kesepian masing-masing
Kau tahu, ketika langkahku menerobos hutan
Ketika jasadku lebur menjadi mineral
Dengan menunggangi puisi sesungguhnya jiwaku sampai
Dan bercinta di kamar tidurmu yang rahasia
Kau tahu, ketika jiwaku mengelilingi Ka’bah
Ketika hatiku luruh bersama debu Arafah
Dengan puisi sesungguhnya aku mengembara
Berontak terhadap keindahan dan keangkuhanmu
Tapi kau malah menanggalkan semua pakaian
Ketika seluruh kesunyianku dikuburkan
Lalu orang-orang berlari, orang-orang berteriak
Sambil membakar dirinya sepanjang jalan
Kau tahu, ketika tak ada lagi yang bisa kuucapkan
Ketika kunikmati dan kusyukuri kematian ini
Dengan puisi sesungguhnya aku tetap hidup
Bercinta dan berontak terus-menerus
(1991)
Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004).