Pada bulu tubuhmu kutitipkan harap
Sejumlah rakaat yang tak sampai
Kutitipkan agar pelan-pelan, mengendap
Dalam pori-porimu. Sejumput kalimat
Yang tak sempat terucap
Kutitipkan agar diam-diam, meresap
Dan mengentalkan darahmu
Pada bulu tubuhmu kutitipkan harap
Sepasang langkah yang patah
Kutitipkan agar lamat-lamat, menjadi gerak
Dalam nadimu. Sepenggal ayat
Yang tak pernah terdengar
Kutitipkan agar sayup-sayup, berhembus
Bersama tiupan napasmu
Pada bulu tubuhmu kutitipkan harap
Sepotong cangkul yang berat
Kutitipkan agar dalam-dalam, menggali
Ruang yang tak bisa kumiliki. Setetes keringat
Yang kuperas dari pergulatan abadi
Kutitipkan agar lebar-lebar, membukakan lahan
Tempatku tersungkur dalam pelukanmu nanti
(2006)
Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).
Sejumlah rakaat yang tak sampai
Kutitipkan agar pelan-pelan, mengendap
Dalam pori-porimu. Sejumput kalimat
Yang tak sempat terucap
Kutitipkan agar diam-diam, meresap
Dan mengentalkan darahmu
Pada bulu tubuhmu kutitipkan harap
Sepasang langkah yang patah
Kutitipkan agar lamat-lamat, menjadi gerak
Dalam nadimu. Sepenggal ayat
Yang tak pernah terdengar
Kutitipkan agar sayup-sayup, berhembus
Bersama tiupan napasmu
Pada bulu tubuhmu kutitipkan harap
Sepotong cangkul yang berat
Kutitipkan agar dalam-dalam, menggali
Ruang yang tak bisa kumiliki. Setetes keringat
Yang kuperas dari pergulatan abadi
Kutitipkan agar lebar-lebar, membukakan lahan
Tempatku tersungkur dalam pelukanmu nanti
(2006)
Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).