Puisi Lagu Hujan Karya Acep Zamzam Noor

Lagu Hujan
Versi majalah Horison (Februari, 1984)


dan pagi menggeliat
bumi kuyup
malaikat kecil menyanyikan
lagu natalmu. Bunga-bunga terang di rambutnya
di kejauhan bukit membiru (dalam bingkai rindu)

ada yang bersenandung dalam kediaman ini
mungkin hujan. Di luar angin mendesah
halaman basah
rinai yang menyanyikan kidung
dan mazmur abadi. Dalam kesepian kita

dan waktu bagai tak peduli. Melaju
sepi menggaris-bawahi
kulihat kaki-kaki hujan berderap
menginjaki perut bumi. Dan sekian perut mereka
menggigil menunggu airmatamu

(1983)

_____

Lagu Hujan
Versi buku Menjadi Penyair Lagi (2007)


Dan pagi mengalir
Bumi kuyup
Malaikat-malaikat kecil
Menari-nari. Bunga-bunga menggigil di rambutnya
Di kejauhan bukit membiru (dalam bingkai rindu)

Ada yang bersenandung dalam kediaman ini
Mungkin hujan. Di luar angin mendesah
Halaman basah
Rinai yang menyanyikan kidung
Ayat-ayat abadi. Dalam kesepian kita

Jarum jam bagai tak peduli. Melaju
Sepi menggaris-bawahi
Kudengar kaki-kaki hujan berderap
Menginjaki bumi. Kulihat butiran waktu
Seperti bergulir dari kelopak matamu

(1983)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama