Cahaya berpendaran dalam kepungan dentang lonceng
Yang berulang. Kusaksikan langit mulai beranjak tua
Ketika raung ambulans di jalan raya tak kunjung menjauh
Dari telinga. Kususuri detik, kurayapi menit demi menit
Kuhitung napas yang berjatuhan seperti rintik gerimis.
Orang-orang masih bergegas, hari-hari masih akan lewat lagi
Tahun-tahun terus berganti, abad-abad datang dan pergi
Kubayangkan maut singgah di trotoar, duduk dan batuk-batuk
Bunyi lonceng membuat langit semakin renta dan entah kenapa
Aku merasa seperti telah kehilangan begitu banyak peristiwa.
Sumber: Tulisan pada Tembok (2011).
Yang berulang. Kusaksikan langit mulai beranjak tua
Ketika raung ambulans di jalan raya tak kunjung menjauh
Dari telinga. Kususuri detik, kurayapi menit demi menit
Kuhitung napas yang berjatuhan seperti rintik gerimis.
Orang-orang masih bergegas, hari-hari masih akan lewat lagi
Tahun-tahun terus berganti, abad-abad datang dan pergi
Kubayangkan maut singgah di trotoar, duduk dan batuk-batuk
Bunyi lonceng membuat langit semakin renta dan entah kenapa
Aku merasa seperti telah kehilangan begitu banyak peristiwa.
Sumber: Tulisan pada Tembok (2011).