Puisi Mendaki Besakih Karya Acep Zamzam Noor

Selain kabut, aku tak bisa menebak
Keluasan langit dengan warna kemerahannya
Darah bulan menggenangi lereng bukit yang tua
Sambil mendaki kusongsong topan untuk mengekalkan
Kenangan. Doa-doaku menyelinap di antara
Keremangan yang matang oleh harum belerang

Aku tuliskan kerinduanku pada sisa terang lampu
Yang dikedipkan pulau-pulau di kejauhan
Lalu malam menyalakan mega yang terpendam
Di jantungku bergolak seribu kawah gunung berapi
Tapi hanya pada kabut, aku serahkan semua kata
Persembahan kudus yang hangus menjadi asap dupa.

(2008)


Sumber: Membaca Lambang (2018).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama