Puisi Menunggu Karya Acep Zamzam Noor

Buat Inne Ratu Shabarini


Semalam kausapa bintang-bintang
Ketika angin riuh dan musim mengaduh
Tapi paginya masih kaubaca sisa topan
Ujung buritan yang tenggelam

Mungkin seseorang malah diam
Duduk dan menunggumu
Beratus ranting dipatahkan kelam
Beratus dingin menjadi lumut pada bangku

Kebijakan itu bunga, katamu, juga kebajikan
Tapi rindu tak butuh kata-kata
Perahu harus berlabuh, juga kepenatan
Tapi adakah dermaga bagi luka?

Pada pasir hanya kerang, hanya lokan
Sedang seseorang telah duduk beratus jam
Mungkin tetap menunggumu, sampai membeku
Sampai habis semua sumbu pada lampu

(1986)


Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama