Puisi Trasimeno Karya Acep Zamzam Noor

Sebuah danau
Hamparan sajadah biru
Adalah ketenangan tiada tara:
Angin dan kabut, barisan pohon-pohon cemara
Bukit-bukit menggeraikan rambutnya
Di bawah langit merah padam.

Wajah danau
Tak terusik bunyi serangga
Asap kelabu mengalun dari sebuah tungku
Seperti kerudung yang membelit senja
Di depanku, hamparan air menjadi sajadah
Antara biru dan hijau tua

Semua balkon, meja kursi:
Adalah percakapan yang sunyi:
Puisi selalu hadir di antara kesendirian
Serta kecemasanku. Puisi menggenang bagai air
Puisi mengambang di udara beku
Puisi menuntunku dekat padamu

Wajah tanpa wujud
Bayang-bayang gaib yang menjelma
Di keremangan. Aku sembahyang
Melewati dermaga, perahu-perahu
Melewati masa lalu yang jauh
Melewati sejumlah tempat dan kesepian

Kulihat bukit-bukit bersujud
Pohon-pohon merunduk, daun-daun basah
Lampu-lampu meredupkan cahaya
Angin dan kabut bergulung di angkasa
Senja membelitkan kerudung kuningnya
Semuanya bersujud kepadamu. Sebuah danau
Hamparan sajadah bagi semesta
Adalah ketenangan yang sempurna.

Kulihat bukit-bukit bersujud
Pohon-pohon, tiang-tiang listrik
Angin dan kabut yang menbal dan bergulung
Senja membelitkan kerudung kuningnya
Semuanya bersujud padamu. Sebuah danau
Hamparan sajadah bagi semesta
Adalah ketenangan yang sempurna.

(1992)


Sumber: Di Atas Umbria (1999).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama