Puisi Venezia Karya Acep Zamzam Noor

Teluk yang bangkit dari reruntuhan
Tak menyisakan lagi tanah datar
Bagi pasir. Tembok-tembok dan tumpukan baru
Menjadi ruang tamu bagi air
Sedang gondola-gondola, dengan muatan
Melintas dan menorehkan luka:
Gelombang menabrak dinding kabut senja
Dan bayang-bayang bulan terdesak ke dermaga

Sementara masih terus kudengar
Jerit camar di belakang angin ribut
Kudengar juga salak anjing dan ringkik kuda
Kelebat sinar laser serta gerak lamban cuaca
Yang kehilangan arah dan geraknya
Dalam dingin. Di sini dermaga-dermaga kayu
Yang tegak dari hempasan waktu
Hanya ditopang ketabahan ombak dan buih garam

Di sini teluk telah mengangkat puing-puing
Menjadi sebuah kota yang mengambang
Cahaya bulan dituntun menyusuri kanal-kanalnya
Sedang bintang-bintang digiring. Menara bata merah
Barisan hotel dan katedral pantai
Semuanya menjadi bagian dari keremangan:
Gondola-gondola, kadang tanpa muatan sama sekali
Sebentar-sebentar melintas dan menghilang

(1993)


Sumber: Di Atas Umbria (1999).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama