Puisi Waktu Yang Sehitam Dedak Kopi Karya Acep Zamzam Noor

Waktu yang sehitam dedak kopi di gelasmu itu
Adalah sepi. Tahun-tahun merayap pelahan
Dari hutan yang terbakar jauh di selatan
Kau tahu, detik masih akan terus berbunyi
Pada weker. Menit dan jam akan beranjak pergi

Sedang kenangan jumpalitan seperti burung asing
Pada segaris ranting. Asap akan terus mengepul
Dari tumpukan arang hutan dan sisa api
Kau tahu, waktu yang sehitam dedak kopi itu
Adalah sepi yang menyelami kisah cintanya sendiri

Sepi yang terus berdetak pada arloji. Pada jam besar
Yang gemetar di dinding lengang hari

(2006)


Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama