/1
Aku telah lama mencari keramaianmu. Namun, tidak kutemukan dirimu di kerumunan.
Suatu saat, aku adalah sosok kesepian yang membunuh sepi itu sendiri
Mungkin kau ingin mengubah keramaianmu dengan cara mengurung diri di dalam kamar
menjadi kesepian yang tragis; seperti sosokku
Alasan ini juga tepat untukmu. “kau tidak menemukanku lewat ramainya sosok ini. Lewat ketidakpraktisan cara berpikirku yang penuh lika-liku serta caraku memandang kehidupan; Kita berbeda, kita melarikan diri..
Tapi, aku rindu keramaianmu; riang dan candumu
Aku benar-benar hilang..
/2
Kelenganganku, kini menjadi keramaian;
dalam buku puisi yang kau suka, kutemui kata-katamu selepas Januari kemarin
Aku memilih tatapan ini
Kau persis hujan dan abu di bulan Februari
Lalu kutemukan kesepianmu yang kau kungkung sendiri, kutemukan hilang jejakmu yang aku cari-cari
Tampak; dunia seolah-olah menjadi puisi, zaman sedang memuisi
Ketika kata-katamu membludak di telinga lelaki lain selain aku.
Ketika air matamu terseka di bahu lain selain aku.
(2024)
Sumber: Puisi kiriman Rifqi Septian Dewantara melalui email 4 November 2024.
Aku telah lama mencari keramaianmu. Namun, tidak kutemukan dirimu di kerumunan.
Suatu saat, aku adalah sosok kesepian yang membunuh sepi itu sendiri
Mungkin kau ingin mengubah keramaianmu dengan cara mengurung diri di dalam kamar
menjadi kesepian yang tragis; seperti sosokku
Alasan ini juga tepat untukmu. “kau tidak menemukanku lewat ramainya sosok ini. Lewat ketidakpraktisan cara berpikirku yang penuh lika-liku serta caraku memandang kehidupan; Kita berbeda, kita melarikan diri..
Tapi, aku rindu keramaianmu; riang dan candumu
Aku benar-benar hilang..
/2
Kelenganganku, kini menjadi keramaian;
dalam buku puisi yang kau suka, kutemui kata-katamu selepas Januari kemarin
Aku memilih tatapan ini
Kau persis hujan dan abu di bulan Februari
Lalu kutemukan kesepianmu yang kau kungkung sendiri, kutemukan hilang jejakmu yang aku cari-cari
Tampak; dunia seolah-olah menjadi puisi, zaman sedang memuisi
Ketika kata-katamu membludak di telinga lelaki lain selain aku.
Ketika air matamu terseka di bahu lain selain aku.
(2024)
Sumber: Puisi kiriman Rifqi Septian Dewantara melalui email 4 November 2024.