Puisi Natal di Sintesa Peninsula Karya Acep Zamzam Noor

Aku meninggalkan kamar dan pergi ke puncak bukit
Jalan menanjak dan melingkar adalah rute resmi
Menuju pagi. Kabut berkerumun di tengah udara dingin
Dan matahari belum sepenuhnya terbit dari tingkap langit

Di atas hamparan kampung di atas lereng gunung
Atap-atap seng seperti deretan nisan tua yang ramping
Tapi pagar-pagar gamping mengungkapkan gambaran lain
Kematian bukan terminal terakhir bagi penempuh batin

Aku bersandar pada sebuah patung dengan sisa ingatan
Yang masih tergantung. Pohon-pohon meredam deru angin
Lampu-lampu natal menebarkan sinarnya yang gemetar

Mungkin aku tak tahu atau lupa untuk apa mencintaimu
Dengan melukai dada. Tapi celah waktu selalu terbuka
Juga bagi hadirnya takwil baru mengenai penebusan dosa.

(2015)


Sumber: Kompas (Sabtu, 9 Juli 2016).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama