Puisi Para Kekasih Karya Acep Zamzam Noor

Attar telah bernyanyi tentang burung
Yang terbang dari dahan-dahan jiwa
Sana’i telah menanam dan memetik mawar abadi
Telah banyak nyanyian dan juga kesedihan
Dibisikkan angin yang memuja keramahan Sulaiman
Batu-batu digosok para kekasih menjadi nilam sejati
Dan udara dipenuhi aroma hati yang terbakar

Begitu mendengar senandung Daud yang merdu
Pohon-pohon terhenti dari kejatuhannya ke tanah
Dan airmata langit mengkristal di udara
Jalaluddin telah mengundang matahari turun dari hatinya
Rumput-rumput terkejut dari keterikatannya pada akar
Sedang jiwa bumi bergerak dalam tarian yang riang
Hingga batu-batu berterbangan bagaikan kapas

Di sepanjang Laut Tengah yang tawar
Langit bagaikan logam yang disepuh keemasan
Di sana Yunus memahat sajak-sajaknya dalam kaligrafi
Yang sulit dibaca. Tapi ikan-ikan dapat membacanya
Kadal-kadal telah membacanya dengan mata terpejam
Karang-karang menyusut menjadi butiran pasir
Dan lautan membukakan lembaran-lembaran buku

Hafiz menyuling anggur dari kebun hatinya
Lalu mengundang burung-burung untuk mabuk bersama
Jami bergoyang-goyang di antara dua cawan besar
Yang disajikan langit dan bumi pada kehidupan
Tak terhitung berapa lagu dan juga airmata
Disalurkan sungai-sungai rahasia ke Safa dan Marwah
Menjadi gelombang para kekasih yang mengalir

(1992)


Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama