Aku hanya menghitung sejumlah jari
Pada tanganku. Tak ada Rosario lapis lazuli
Atau tasbih pandan suji dalam genggamanku
Dingin udara memperlambat langkah hari
Aku hanya membilang detik dan menit
Pada tangga usiaku. Lalu mencatat nyeri
yang ditancapkan paku berkarat ke daging kayu
Dari telapak tanganku menetes darah sunyi
Aku hanya menghitung butiran kancing
Pada kemejaku. Tak ada lagi semerbak sulfur
Atau harum ambar yang tercium dalam semadiku
Waktu terkubur bersama lembar-lembar amsal
Aku hanya membilang bulan dan tahun
Pada jadwal kematianku. Lalu mengekalkan luka
Yang dulu dibenturkan pahat baja ke sebongkah batu
Tanpa terasa ada yang mengalir dari sudut lambungku.
(2015)
Sumber: Kompas (Sabtu, 9 Juli 2016).
Pada tanganku. Tak ada Rosario lapis lazuli
Atau tasbih pandan suji dalam genggamanku
Dingin udara memperlambat langkah hari
Aku hanya membilang detik dan menit
Pada tangga usiaku. Lalu mencatat nyeri
yang ditancapkan paku berkarat ke daging kayu
Dari telapak tanganku menetes darah sunyi
Aku hanya menghitung butiran kancing
Pada kemejaku. Tak ada lagi semerbak sulfur
Atau harum ambar yang tercium dalam semadiku
Waktu terkubur bersama lembar-lembar amsal
Aku hanya membilang bulan dan tahun
Pada jadwal kematianku. Lalu mengekalkan luka
Yang dulu dibenturkan pahat baja ke sebongkah batu
Tanpa terasa ada yang mengalir dari sudut lambungku.
(2015)
Sumber: Kompas (Sabtu, 9 Juli 2016).