Fajar, hanya padamu sendiri istirah
Ajalku pengap
Hanya padamu jasmaniku yang resah
Menemu lelap Seperti sungai berprahara
Semula menubuh siksa
Tiap gelap menyelubung
Sia-sia aku bertarung
Di wajahmu, yang mendekat
Diam-diam
Seperti mempertakuti
Mengintip, menyelinap
Hantu tersamar
Fajar beku bercadar
Kengerian mengaduh, iblis lari
Maut, pengawal
Hitamku yang gigih
Jauh pontang-panting
Berkaki pencuri.
Lalu aku bangkit dan merenggut
Diriku dari gelombang bayang
Pelan-pelan aku terlena
Pulas bagai karang.
Duh fajar, duh fajar damai
Laut cahaya tak bernama
Kau pangku setiap sungai.
Sumber: Siasat Baru (September, 1959).
Ajalku pengap
Hanya padamu jasmaniku yang resah
Menemu lelap Seperti sungai berprahara
Semula menubuh siksa
Tiap gelap menyelubung
Sia-sia aku bertarung
Di wajahmu, yang mendekat
Diam-diam
Seperti mempertakuti
Mengintip, menyelinap
Hantu tersamar
Fajar beku bercadar
Kengerian mengaduh, iblis lari
Maut, pengawal
Hitamku yang gigih
Jauh pontang-panting
Berkaki pencuri.
Lalu aku bangkit dan merenggut
Diriku dari gelombang bayang
Pelan-pelan aku terlena
Pulas bagai karang.
Duh fajar, duh fajar damai
Laut cahaya tak bernama
Kau pangku setiap sungai.
Sumber: Siasat Baru (September, 1959).