Gurindam Satu
Secoret parafku memancarkan komisi seratus juta
Bertahun-tahun begitu sampai mataku buta.
Gurindam Satu Setengah
Harimau mati meninggalkan belang
Pedagang mati meninggalkan hutang.
Rakyat mati tinggal belulang.
Gurindam Dua (Kesatu)
Ada 100 orang teramat kaya betapa boros di negeri ini
Najisnya berlian berlumuran mengalir tiap pagi.
Ada 100 juta orang miskin luar biasa di negeri saya
Minum mimpi, makan angan-angan, sudah sangat lama.
Gurindam Dua (Kedua)
Mei dan Juni ini bukan main 100.000 orasi
Agaknya cuma 100 pantas didengar dan berisi.
Tertekan lama, sangat menggebu-gebu bicara
Lihatlah ludah berlentingan dari mulut mereka.
(1988)
_____
Gurindam Tiga
Kalau adalah ikhtiar terasa sangat berat
Adalah mengelak ditekan ikut P-4
Cukuplah indoktrinasi Manipol-Usdek saja sekali
Mengapa harus mengulang trauma lagi.
Berkali-kali sepanjang 25 tahun yang sulit
Lumayan ajaib, aku masih saja bisa berkelit.
Gurindam Empat
Ayahmu kaya raya berbagai rupa caranya
Mengapa engkau bangga cuma menumpang nama.
Pamanmu generasi komisi angkatan pertama
Engkau dan ponakanmu generasi komisi, II dan III.
Silsilah dan wajah jelas bukan preman pasar
Tapi praktek bisnismu sunyi akhlak begitu kasar.
Jembatan ditelan, kapal diuntal, proyek habis dikunyah
100 keluarga kenyangnya terengah-engah, lihatlah.
(1988)
_____
Gurindam Lima
Dalam arisan RT/RW aku disindir dengan lima kata
Agar menjadi manusia seutuhnya.
Ketika pengarahan di kantor aku ditetapkan pula
Menjadi manusia seutuhnya.
Di radio swasta aku dipertanyakan pembawa acara
Apakah aku manusia seutuhnya.
Lewat layar televisi yang mendorong tak lupa-lupa
Cepatlah aku jadi manusia seutuhnya.
Bagaimana ini, bagiku susah amat
Dulu waktu kecil saja aku 'kan sudah disunat.
(1991)
_____
Gurindam Enam
Ketika serakah mencapai daun batang tomat
Datang banjir ke kawasan kuasa camat.
Ketika serakah menggapai daun kelapa
Datang gempa mengguncang kabupaten kita.
Ketika serakah melangkah ke bukit sana
Meletus gunung api asap ke mana-mana.
Ketika serakah tiba di puncak pegunungan
Berjuta hektar hutan terbakar berbulan-bulan.
Ketika serakah bergelayut di tepi awan
100 juta miskin sengsara, dihimpit pengangguran
Ketika serakah menjangkau matahari
Mana kepalamu, kutembak kau dengan gurindam ini.
(1998)
Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).
Secoret parafku memancarkan komisi seratus juta
Bertahun-tahun begitu sampai mataku buta.
Gurindam Satu Setengah
Harimau mati meninggalkan belang
Pedagang mati meninggalkan hutang.
Rakyat mati tinggal belulang.
Gurindam Dua (Kesatu)
Ada 100 orang teramat kaya betapa boros di negeri ini
Najisnya berlian berlumuran mengalir tiap pagi.
Ada 100 juta orang miskin luar biasa di negeri saya
Minum mimpi, makan angan-angan, sudah sangat lama.
Gurindam Dua (Kedua)
Mei dan Juni ini bukan main 100.000 orasi
Agaknya cuma 100 pantas didengar dan berisi.
Tertekan lama, sangat menggebu-gebu bicara
Lihatlah ludah berlentingan dari mulut mereka.
(1988)
_____
Gurindam Tiga
Kalau adalah ikhtiar terasa sangat berat
Adalah mengelak ditekan ikut P-4
Cukuplah indoktrinasi Manipol-Usdek saja sekali
Mengapa harus mengulang trauma lagi.
Berkali-kali sepanjang 25 tahun yang sulit
Lumayan ajaib, aku masih saja bisa berkelit.
Gurindam Empat
Ayahmu kaya raya berbagai rupa caranya
Mengapa engkau bangga cuma menumpang nama.
Pamanmu generasi komisi angkatan pertama
Engkau dan ponakanmu generasi komisi, II dan III.
Silsilah dan wajah jelas bukan preman pasar
Tapi praktek bisnismu sunyi akhlak begitu kasar.
Jembatan ditelan, kapal diuntal, proyek habis dikunyah
100 keluarga kenyangnya terengah-engah, lihatlah.
(1988)
_____
Gurindam Lima
Dalam arisan RT/RW aku disindir dengan lima kata
Agar menjadi manusia seutuhnya.
Ketika pengarahan di kantor aku ditetapkan pula
Menjadi manusia seutuhnya.
Di radio swasta aku dipertanyakan pembawa acara
Apakah aku manusia seutuhnya.
Lewat layar televisi yang mendorong tak lupa-lupa
Cepatlah aku jadi manusia seutuhnya.
Bagaimana ini, bagiku susah amat
Dulu waktu kecil saja aku 'kan sudah disunat.
(1991)
_____
Gurindam Enam
Ketika serakah mencapai daun batang tomat
Datang banjir ke kawasan kuasa camat.
Ketika serakah menggapai daun kelapa
Datang gempa mengguncang kabupaten kita.
Ketika serakah melangkah ke bukit sana
Meletus gunung api asap ke mana-mana.
Ketika serakah tiba di puncak pegunungan
Berjuta hektar hutan terbakar berbulan-bulan.
Ketika serakah bergelayut di tepi awan
100 juta miskin sengsara, dihimpit pengangguran
Ketika serakah menjangkau matahari
Mana kepalamu, kutembak kau dengan gurindam ini.
(1998)
Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).