Kata fiktif masuk ke dalam kertas cetak biru lalu menyelami kerangka besi beton stadion olahraga kota-madya yang sedang dilas sore hari, bunga apinya bepercikan ke segala arah seperti kunang-kunang merah tapi padam sebelum mencapai tanah.
Dua belas bulan kemudian stadion itu ambruk berselengkang patah-patah pada acara musik keras yang dua belas ribu penontonnya sangat marah dan semua menyumpah-nyumpah, kaca mobil parkir dipecah dan polisi menyerah kalah.
Fiktif menjadi kata kerja, masuk ke simpul ganglia, pembuluh arteri dan vena, memicu semua glandula dan secara ajaib membuat jaringan birokrasi lapis atas bergairah kerja, berpuluh tahun menuangkan dinamika tak bertara, mencambuk pembangunan berpacu melawan waktu.
Menjelang tutup abad arsitektur pemerintahan sudah bopeng penuh karat, tiang dan kasaunya dimakan rayap, lantainya kumuh dan dindingnya berpeluh, di sana-sini pagu ditopang bambu karena rusak seluruh, atap-atap bocor gawat dan kaki administrasi terseok-seok darurat.
Fiktif jadi kata benda dan bersenyawa secara fisik dengan permukiman keluarga mirip istana dengan tampak muka gaya gotik Eropa dan garis kontur Mediterania, berlantai marmar Italia, sekolah anak-anak di mancanegara, liburan di lima benua, koleksi keramik dinasti Chi dan mobil balap Lamborghini, pembibitan harta di lima ratus bentuk bisnis utama, bukit, gunung, rimba dan pulau khatulistiwa, disertakan juga sepuluh negara sub-tropika.
Memasuki abad baru selapis tipis birokrat betapa dahsyat kaya raya, bahkan dalam ukuran bundaran dunia. Ajukan semua kriteria, mereka penuhi itu semua. Lihatlah alat nafas mereka yang siap dengan seperangkat nasihat dikutip dari penataran setiap saat, perhatikan lipatan kulit perut terbuai melompati gesper ikat pinggang dan lemak kembung meliputi pipi kanan dan kiri, ciri sebuah generasi lima lapis 30-an, 40-an, 50-an, 60-an dan 70-an yang tumbuh, kukuh dan tak kunjung runtuh, diisi tangki penuh enersi komisi dan angka yang fiksi.
Kata sifat bertransisi ke kata kerja, kata kerja beringsut diseret kata hubung dan berhenti penuh pada kata benda.
Di lapangan parkir mahasiswa terbenam kesibukan membawa kain rentang panjang penuh alfabet kapital dan tanda seru ancaman, besok malam dimaksudkan sekaligus jadi kain kafan, berdesak-desak riuh rendah menggergaji batang leher fiktif, kenyal luar biasa. Mana bisa.
(1998)
Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).
Dua belas bulan kemudian stadion itu ambruk berselengkang patah-patah pada acara musik keras yang dua belas ribu penontonnya sangat marah dan semua menyumpah-nyumpah, kaca mobil parkir dipecah dan polisi menyerah kalah.
Fiktif menjadi kata kerja, masuk ke simpul ganglia, pembuluh arteri dan vena, memicu semua glandula dan secara ajaib membuat jaringan birokrasi lapis atas bergairah kerja, berpuluh tahun menuangkan dinamika tak bertara, mencambuk pembangunan berpacu melawan waktu.
Menjelang tutup abad arsitektur pemerintahan sudah bopeng penuh karat, tiang dan kasaunya dimakan rayap, lantainya kumuh dan dindingnya berpeluh, di sana-sini pagu ditopang bambu karena rusak seluruh, atap-atap bocor gawat dan kaki administrasi terseok-seok darurat.
Fiktif jadi kata benda dan bersenyawa secara fisik dengan permukiman keluarga mirip istana dengan tampak muka gaya gotik Eropa dan garis kontur Mediterania, berlantai marmar Italia, sekolah anak-anak di mancanegara, liburan di lima benua, koleksi keramik dinasti Chi dan mobil balap Lamborghini, pembibitan harta di lima ratus bentuk bisnis utama, bukit, gunung, rimba dan pulau khatulistiwa, disertakan juga sepuluh negara sub-tropika.
Memasuki abad baru selapis tipis birokrat betapa dahsyat kaya raya, bahkan dalam ukuran bundaran dunia. Ajukan semua kriteria, mereka penuhi itu semua. Lihatlah alat nafas mereka yang siap dengan seperangkat nasihat dikutip dari penataran setiap saat, perhatikan lipatan kulit perut terbuai melompati gesper ikat pinggang dan lemak kembung meliputi pipi kanan dan kiri, ciri sebuah generasi lima lapis 30-an, 40-an, 50-an, 60-an dan 70-an yang tumbuh, kukuh dan tak kunjung runtuh, diisi tangki penuh enersi komisi dan angka yang fiksi.
Kata sifat bertransisi ke kata kerja, kata kerja beringsut diseret kata hubung dan berhenti penuh pada kata benda.
Di lapangan parkir mahasiswa terbenam kesibukan membawa kain rentang panjang penuh alfabet kapital dan tanda seru ancaman, besok malam dimaksudkan sekaligus jadi kain kafan, berdesak-desak riuh rendah menggergaji batang leher fiktif, kenyal luar biasa. Mana bisa.
(1998)
Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).