(kepada Helen Werrbach yang memanggang rotiku kering yang menisik piamaku sobek)
Di Teluk Ikan Putih, telah terjangkar jasmaniku di pelabuhannya
Pada kapal-kapal yang masuk dan tertambat sehari-hari
Anak-anak camar bertebar atas arus melancar
Dan perbukitan dandan perlente pina-pina berduri
Di Teluk Ikan Putih menutup siang musim semi panjang
Pada langitnya keruh asap, bayang bangunan dan baja
Di perut kota bangkitlah malam sambil melenggang
Dan dermaganya hening lelap, berlelehan kristal kaca
Selamat jalan, malam-malam putih berhujan kapas
Lewati perairan alim dengan pipinya dingin
Masih ada yang berlinangan di sela pori-pori karang
Kenangkan musim yang agung. Dan membelatinya angin
Berjabatlah dengan teluk kami, persinggahan di tahun datang.
Sumber: Siasat (Oktober, 1957).
Di Teluk Ikan Putih, telah terjangkar jasmaniku di pelabuhannya
Pada kapal-kapal yang masuk dan tertambat sehari-hari
Anak-anak camar bertebar atas arus melancar
Dan perbukitan dandan perlente pina-pina berduri
Di Teluk Ikan Putih menutup siang musim semi panjang
Pada langitnya keruh asap, bayang bangunan dan baja
Di perut kota bangkitlah malam sambil melenggang
Dan dermaganya hening lelap, berlelehan kristal kaca
Selamat jalan, malam-malam putih berhujan kapas
Lewati perairan alim dengan pipinya dingin
Masih ada yang berlinangan di sela pori-pori karang
Kenangkan musim yang agung. Dan membelatinya angin
Berjabatlah dengan teluk kami, persinggahan di tahun datang.
Sumber: Siasat (Oktober, 1957).