Puisi Politik Itu Hutan, Anakku Karya Radhar Panca Dahana

cahaya,
bila pagi benar kau mendatanginya,
ingatlah: setapak yang kau temukan
tak senantiasa penunjuk jalan
mungkin ia menuju gua ancaman.
atau pastikan: perdu yang menutupi,
onak dan batu tajam di langkahmu,
jurangjurang gelap di sial nasibmu.

tapi kau harus tetap berjalan
khalayak di belakang menututimu
di atas langit mengatapimu
bintangbintang mengawasimu
selembar peta menunjuk arahmu.

dan bersyukurlah,
peringatan ini kuberikan padamu
bukan melulu ular dan babi hutan
menyerang di gerak pertamamu
tapi akar bergayut, pohon tua,
buah jelita, hingga kadal jenaka
tangkas meracunmu, di detik kau
mengira mereka menyukaimu.

cahaya,
bukan pelajaran kuberikan
tapi darah kuwariskan
anyir yang tetap basah di hutan ini
di penjelajahan dan pengabdian
yang kini tinggal perang dan tualang
tinggal menang atau pecundang
di mana semua lawan dilenyap kawan.

bertaut jijik, segala kita rayu
semua kita akrabi
untuk akhirnya kita khianati
atau buktikan bila tidak
darah segar di perut dan kepalaku
jadi kekalahan bodoh yang tak perlu.

ya, hutan ini, anakku
rimbun, cantik, segar, menjanjikan
bila kau menikmatinya
hasut, fitnah, ingkar, dan dusta
bila kau merasa memilikinya.

maka bila siang ini,
kau berdiri di bukit pinus itu
buanglah pucuk cemara bergoyang itu
ambillah akar penuntunmu
nikmati kuasa tanpa nafsu
kecuali gemetar di tubuhmu
kecuali gentar di akalmu
dan gagah dalam jiwamu.

adab hutan ini, cahaya
adalah jarak tanpa senti
hatimu dengannya
semua daya hidup
bagi khalayakmu
adalah masjidmu
adalah usiamu
tapi bukan rumahmu
bukan rumahmu!

berumahlah di padang
di mana semua bermula berasal
di mana kau jumpa segala soal
di mana kau buang sesal dan kesal
di mana keluarga selalu berihwal
tumpahkan perjuanganmu
hasil manusiamu
dan riwayat kuburmu
padanya, padang yang lapang.

dan uh …
bila malammu tiba
tetirahlah di gua
temukan lenyap dan senyap
cahaya dalam dirimu
cahaya yang menggelapmu, cahaya
dari padang, manusia dan hutan ini
kecuali satu: Ia
tempatmu bertumpu dan menuju
dari padang rumahmu
ke hutan gelap itu.


Sumber: "11 Puisi Radhar Panca Dahana, Refrormati, Ekonomi Plastik hingga Dari Lapitan Kususu Lautan", https://jateng.tribunnews.com/2021/04/23/11-puisi-radhar-panca-dahana-refrormati-ekonomi-plastik-hingga-dari-lapitan-kususu-lautan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama