Di Teluk Ikan Putih, telah terjangkar jasmaniku di pelabuhannya
Pada kapal-kapal yang masuk dan tertambat sehari-hari
Anak-anak camar bertebar atas arus melancar
Dan perbukitan dandan perlente pina-pina berduri
Di Teluk Ikan Putih menutup siang musim semi panjang
Pada langitnya keruh asap, bayang bangunan dan baja
Di perut kota bangkitlah malam sambil melenggang
Dan dermaganya hening lelap, berlelehan kristal kaca
Selamat jalan, malam-malam putih berhujan kapas
Lewati perairan alim dengan pipinya dingin
Masih ada yang berlinangan di sela gugusan karang
Ngenangkan musim mengandung belati dalam angin
Jabatlah teluk kami, persinggahan di tahun datang.
(Whitefish Bay, 1957)
Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973).
Pada kapal-kapal yang masuk dan tertambat sehari-hari
Anak-anak camar bertebar atas arus melancar
Dan perbukitan dandan perlente pina-pina berduri
Di Teluk Ikan Putih menutup siang musim semi panjang
Pada langitnya keruh asap, bayang bangunan dan baja
Di perut kota bangkitlah malam sambil melenggang
Dan dermaganya hening lelap, berlelehan kristal kaca
Selamat jalan, malam-malam putih berhujan kapas
Lewati perairan alim dengan pipinya dingin
Masih ada yang berlinangan di sela gugusan karang
Ngenangkan musim mengandung belati dalam angin
Jabatlah teluk kami, persinggahan di tahun datang.
(Whitefish Bay, 1957)
Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973).