Puisi Pelabuhan Karya Agam Wispi

ada yang menggelepar
pada siang berlalu
dan bekas cabo itu terhantar
di kaki lima warung kopi

sayangku, penggal demi penggal jalanan
putus-putus menjurus ke laut
di pondok-pondok gadis menjadi dan merajut diri
kapan lagi! manisnya upah tak sampai pagi

(Priok, 30 Juni 1957)



Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama