Puisi Sajak yang Tak Pernah Mati Karya Subagio Sastrowardoyo

Sajak menyuarakan puncak derita
yang pernah ditanggung manusia.
Injak, robek atau bakarlah
sajak, jerit sakit masih menyayat
malam sunyi.

Seperti berabad lalu anak Tuhan
sebelum ajalnya di salib berteriak:
"Allah, Allah, mengapa daku
kau telantarkan!" keluh itu

terus berkumandang sampai kini.

Kalau aku mampus, tangisku
yang menyeruak dari hati akan
terdengar abadi dalam sajakku
yang tak pernah mati.


Sumber: Simfoni Dua (1986).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama