Puisi Doa Orang Kubangan Karya Taufiq Ismail

Di hilir pemandian masih saja Kau sediakan logam mulia sebagai pancuran dan bejana platina bergagang emas tempat kami membasuh getah membilas dahak menguliti lendir mengikis selaput nanah menyadap barah ludah yang bertetesan berguguran berserakan di genangan yang jadi kubangan menggerakkan cairan isi lambung bertukak insisi pada hepar dijerat lemak dengan aroma yang menggilas dedaunan jadi kuning kering berguguran dan bermilyar insekta bunuh diri bersama

Kami pun sejadi-jadi mandi, serasa untuk terakhir kali

Setiap kerak lumpur gugur penyesalan macam cengkeram dengan sembilu seribu

Ada kultus dinyanyikan ada kultus berbayang-bayang ada pula tiada mana kentara beda lumpur selutut atau luluk bepercikan telah ke tangan dan muka

Dan bejana ini kami tating bersama ada hangat air dari mata dan telapak kaki bergerak ke hulu terasa sejuk penuh di atas lantai pualam pemandian dengan air pancuran hening bening bercucuran.

(1998)


Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama