Puisi Tiga Tangga Sama, Kau Daki Berulang Kali Karya Taufiq Ismail

Tiga Tangga Sama, Kau Daki Berulang Kali (1)

Di tahun empat lima ketika situasi berbalik kilat
Setelah berpuluh tahun orang menunggu
Ketika akhirnya jadi proklamasi dibacakan
Perubahan secepat telapak tangan dibalikkan

Tiba-tiba banyak saja orasi berapi-api
Pidato patriotik berhamburan kosong
Cuma sedikit dalam catatan yang berisi
Pasukan Jepang ditelikung, senjata dilucuti

Inggeris dan Belanda dilawan dengan revolusi.

Di kawasan kumuh dan pedesaan, rakyat susah makan
Begitu sabarnya, tanpa suara, mereka menantikan
Dan akan terus kalian atas namakan


Tiga Tangga Sama, Kau Daki Berulang Kali (2)

Di tahun enam enam ketika situasi berbalik berkelebat
Setelah bertahun-tahun orang menunggu
Pembunuhan kiri-kanan berlangsung mengerikan
Perubahan secepat telapak tangan dibalikkan

Tiba-tiba banyak saja orasi berapi-api
Menyalahkan sana, membenarkan sini
Pidato-pidato patriotik kosong berhamburan
Cuma sedikit yang berisi, yang pantas didengarkan

Orang-orang berebutan dan membagi-bagi kekuasaan.

Di kawasan kumuh dan pedesaan, rakyat makin susah makan
Begitu sabarnya, tak bersuara, mereka selalu menantikan
Dan bukankah mereka akan terus kalian atas namakan


Tiga Tangga Sama, Kau Daki Berulang Kali (3)

Di tahun sembilan delapan, seperti geledek bersambaran
Ketika situasi tiba-tiba berjalan balik-kanan
Setelah empat windu orang pegal menunggu
Beberapa detik perubahan mirip telapak tangan dibalikkan

Tiba-tiba banyak betul orang entah dari mana orasi berapi-api
Menuduh menyalahkan sana, menyombong membenarkan sini
Merasa hebat, pintar dan benar sendiri
Pidato-pidato patriotik begitu bising, hampa dan berserakan

Cuma sedikit dapat dicatat yang agak berisi
Saksikan adegan penculikan dan penembakan
Luar biasa terjadi penjarahan dan pembakaran
100 juta orang jatuh miskin dan dihimpit pengangguran.

Di kawasan kumuh dan pedesaan, rakyat makin susah makan
Begitu sabarnya, tak bersuara, mereka selalu menantikan
Dan bukankah mereka akan terus kalian atas namakan.

(1998)


Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama