Puisi Hening Gendis Karya Sapardi Djoko Damono
Hening adalah ketika angin membujukku mendirikan istana di atas selembar awan putih selembar saja berlayar sa…
Hening adalah ketika angin membujukku mendirikan istana di atas selembar awan putih selembar saja berlayar sa…
Ketika rabu menyebrang ke sabtu Jam beretak Seperti biasanya Dan sabtu, harus segera bersiap untuk menjelma rabu Sement…
Ada yang sedang menanggalkan kata-kata yang satu demi satu mendudukkanmu di depan cermin dan membuatmu bertanya tubuh …
Ia meletakkan kenangannya dengan sangat hati-hati di laci meja dan menguncinya memasukkan anak kunci ke saku celana yan…
akulah si telaga: berlayarlah di atasnya; berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma; …
hanya suara burung yang kau dengar dan tak pernah kaulihat burung itu tapi tahu burung itu ada di sana hanya desir angi…
“Jangan kauulang lagi Menjenguk wajah yang merasa sia-sia, yang putih yang pasi itu. Jangan sekali-kali membayangkan …
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang …
sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang, berdebu yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan…
Sebuah bola lampu menyala tergantung dalam kamar. Lelaki itu menyusun jari-jarinya dan bayang-bayangnya t…
angin berbisik kepada dun jatuh yang tersangkut kabel telpon itu, “aku rindu, aku ingin mempermainkanmu!” kabel t…
(i) Bahkan bunga ramput itu pun berdusta. Ia rekah di tepi padang waktu hening pagi terbit; siangnya cuaca …
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan t…
kami berhenti dan memandang ke arah sungai para perempuan sedang menebarkan bibit-bibit kabut di arus yang ricikn…
pemukul gendang itu membayangkan dirinya Rama yang mengiringkan Sita memasuki hutan pemukul gendang itu memb…
sehabis suara gemuruh itu yang tampak olehku hanyalah tubuhmu telanjang dengan rambut terurai mengapung di permukaan air …
Seorang wanita muda berdiri terpikat memandang ular yang melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya; katany…
bibir-bibir bungan yang pecah-pecah mengunyah matahari, jangan ceritakan padaku tentang dingin yang melengking malam-mal…
Hafalkan namamu baik-baik di sini. Setelah baja dan semen yang mengatur langkah kita, lampu-lampu dan kaca. Langit hanya …
kabut yang likat dan kabut yang pupur lekat dan grimis pada tiang-tiang jembatan matahari menggeliat dan kembali gugur t…